Beberapa tahun lalu, Hollywood menayangkan sebuah film yang berkisah tentang bahtera Nuh dalam judul yang sama, Noah. Dalam film yang mencatatkan blockbuster itu, diceritakan bagaimana kisah Nabi Nuh ketika mendapatkan wahyu untuk membuat sebuah bahtera karena Tuhan hendak mendatangkan banjir bah yang kelak menenggelamkan umat yang tidak beriman kepada-Nya.
Ketika menonton film tersebut, mungkin Anda akan dibuat takjub dengan bagaimana bahtera yang dibangun Nabi Nuh sangat kuat sehingga mampu menahan terjangan banjir. Di samping itu, bahtera ini juga memiliki ukuran yang besar sehingga sanggup menampung, tak cuma manusia, melainkan juga binatang dalam jumlah yang banyak.
Yang jadi pertanyaan sebagian orang, apakah bahtera Nuh itu benar-benar ada? Jika ditelusuri secara agama, kisah Nabi Nuh ini memang diceritakan dalam berbagai kitab. Namun, secara ilmiah, banyak data atau media mainstream yang mengabaikan peristiwa ini. Untuk itu, beberapa peneliti kemudian melakukan studi untuk menemukan apakah bahtera Nuh ini benar-benar nyata atau tidak.
Menurut sebuah penelitian, telah ditemukan sebuah objek berbentuk perahu di Pegunungan Ararat di Turki. Panjang perahu tersebut sekitar 500 kaki, yang membuatnya sebanding dengan kapal induk yang digunakan di Perang Dunia II. Di samping itu, perahu ini diperkirakan memiliki volume internal mencapai lebih dari 1,5 juta kubik.
Menurut penelitian terbaru yang dilakukan ilmuwan dari University of Leicester, bahtera Nuh ini bisa menampung setidaknya 70 ribu hewan tanpa tenggelam. Untuk membuat bahtera melayang atau terapung di atas air, ilmuwan menghitung bahwa setiap dua binatang diletakkan di dalam satu kandang. Meski peneliti tidak terlalu yakin bahwa semua makhluk dapat diletakkan bersama-sama dalam satu perahu, namun angka 70 ribu hewan itu bisa dijadikan patokan.
Meski demikian, salah satu perkiraan konservatif menyebutkan bahwa jumlah hewan yang ditampung dalam bahtera Nuh hanya sekitar 16 ribu binatang. Angka ini dianggap masuk akal karena memungkinkan untuk menyediakan ruangan lebih guna menampung persediaan makanan atau kebutuhan lainnya.
Untuk membuat bahtera ini, diperlukan material kayu yang berasal dari fosil makhluk hidup, karena tes menunjukkan kayu ini mengandung karbon organik. Selain kayu, material logam juga disebut digunakan untuk membangun bahtera, dengan besi dan aluminium ditemukan di sisa-sisa bahtera.
Catatan sejarah juga mengonfirmasi bahwa bahtera ini digunakan sebagai tempat peristirahatan untuk waktu yang sangat lama. Sementara itu, setidaknya ada 250 budaya kuno yang berbeda yang sama-sama memiliki kisah banjir dahsyat, dan kebanyakan cerita-cerita tersebut memiliki kesamaan yang mencolok dengan kejadian Nuh ini.