Karbondioksida memainkan peran penting dalam memerangkap panas di atmosfer bumi. Gas yang dilepaskan dari berbagai aktivitas manusia tersebut, seperti pembakaran bahan bakar fosil, bergerak dan berubah berdasarkan musim. Dan, melalui pengamatan dari satelit Orbiting Carbon Observatory-2 (OCO-2), NASA pada Desember 2016 kemarin mengumumkan visualisasi 3D mengenai pergerakan karbondioksida yang berada di atmosfer dan di seluruh dunia.
Visualisasi ini sendiri disebut NASA sebagai salah satu tampilan paling realistis namun penting terkait dengan pergerakan gas rumah kaca di atmosfer. OCO-2 merupakan Global Modeling and Assimilation Office milik NASA. OCO-2 juga merupakan satelit pertama yang dirancang khusus untuk mengukur karbondioksida di atmosfer dengan skala regional.
Para ilmuwan mengamati perilaku karbondioksida di atmosfer mulai tanggal 1 September 2014 sampai dengan 31 Agustus 2015. Para ilmuwan menggunakan model seperti ini untuk lebih memahami dan memprediksi di mana konsentrasi karbondioksida bisa sangat tinggi atau rendah, berdasarkan aktivitas di tanah.
Visualisasi baru ini menampilkan informasi tentang bidang karbondioksida global yang belum pernah terlihat sebelumnya secara rinci, seperti kenaikan dan penurunan karbondioksida di belahan bumi utara sepanjang tahun, pengaruh benua, pegunungan dan arus laut pada pola cuaca, dan akibat gerakan karbondioksida, pengaruh daerah dengan fotosintesis yang sangat aktif seperti di Corn Belt AS.
“Kita memang tidak bisa mengukur fluks langsung pada resolusi tinggi di seluruh dunia,” kata Lesley Ott, seorang ilmuwan siklus karbon di NASA Goddard dan anggota tim sains OCO-2. “Namun, kami berusaha untuk membangun alat yang diperlukan guna memberikan gambaran yang akurat tentang apa yang terjadi di atmosfer dan menerjemahkan gambaran yang akurat tentang apa yang terjadi dengan fluks.”
Meski jalan yang ditempuh masih panjang, namun ini merupakan salah satu langkah penting dalam rantai penemuan tentang karbondioksida. OCO-2 sendiri yang diluncurkan pada tahun 2014 lalu adalah satelit pertama NASA yang dirancang khusus untuk mengukur karbondioksida atmosfer pada skala regional.
“Sejak September 2014, OCO-2 telah memantau hampir 100.000 perkiraan karbondioksida di seluruh dunia setiap hari,” kata David Crisp, pemimpin tim sains OCO-2. “Modeling alat ini seperti yang sedang dikembangkan oleh rekan-rekan kami di Global Modeling and Assimilation Office, sangat penting untuk menganalisis dan menafsirkan dataset resolusi tinggi ini.”
Kemampuan NASA dalam pengamatan dan permodelan bumi tersebut dituangkan lewat model yang disebut Goddard Earth Observing System Model-Versi 5 (GEOS-5) yang dijalankan lewat cluster superkomputer di Pusat Simulasi Iklim Goddard NASA. “Ini diambil selama bertahun-tahun untuk menyatukan semua informasi. Tingkat kejelasan dalam data ini membuat kami optimistis bahwa model dan pengamatan kami mulai memberi pandangan yang koheren dari siklus karbon,” ujar Kepala Kantor Global Modelling & Assimilation, Steven Pawson.