Jika Anda bergelut dalam dunia usaha atau juga pertanian, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah diversifikasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diversifikasi dapat diartikan sebagai penganekaragaman atau penganekaan usaha untuk menghindari ketergantungan pada kegiatan, produk, jasa, atau investasi.
Menurut pengertian tersebut, diversifikasi secara sederhana dapat dimaknai sebagai kegiatan atau tindakan untuk membuat sesuatu menjadi lebih beragam atau tidak terpaku hanya pada satu jenis saja. Di dalam dunia bisnis, diversifikasi ini seringkali diidentikkan dengan ungkapan “tidak menaruh telur di dalam satu keranjang”.
Salah satu tujuan diversifikasi produk atau lokasi perusahaan adalah untuk memaksimalkan keuntungan sehingga arus kas perusahaan dapat lebih stabil. Hal ini dilakukan perusahaan untuk mengatasi krisis ekonomi, sehingga apabila suatu perusahaan mengalami kemerosotan pendapatan di salah satu produk atau negara/daerah, produk atau negara/daerah lain mendapatkan kelebihan pendapatan untuk menutupi kekurangan yang terjadi.
Sementara, di sektor pertanian, diversifikasi berarti pengalokasian sumber daya pertanian ke beberapa aktivitas lainnya yang menguntungkan secara ekonomi maupun lingkungan. Sumber daya pertanian ini dapat berupa lahan pertanian, bangunan (kandang, lumbung, rumah tanaman, dan sebagainya), mesin pertanian, hingga input pertanian lainnya seperti pupuk.
Diversifikasi dapat menuju kepada penanaman berbagai jenis tanaman dalam satu lahan, memelihara beberapa jenis hewan ternak dalam satu kandang, hingga pemanfaatan lahan untuk tujuan komersial seperti restoran yang menyajikan hasil pertanian (metode pemasaran farm-to-table). Diversifikasi pertanian diyakini dapat menjawab tantangan pertanian saat ini karena perubahan iklim membawa ketidakpastian cuaca sehingga variasi produksi dapat menyelamatkan pendapatan petani.
Secara umum, ada tiga jenis diversifikasi yang banyak dipraktikkan, yaitu:
- Diversifikasi terpusat, merupakan penambahan produk baru yang memerlukan teknologi serta strategi pemasaran yang kurang lebih sama dengan produk lama. Misalnya, perusahaan kosmetik yang memproduksi bedak kemudian menambah produknya dengan lipstik, parfum, dan lain-lain.
- Diversifikasi horizontal, merupakan penambahan produk baru untuk menarik pelanggan yang sudah ada meski teknologinya berbeda dengan produk yang lama. Misalnya, produsen alat musik yang semula hanya membuat gitar, kemudian menambah produk lain seperti piano dan biola.
- Diversifikasi konglomerat, merupakan penambahan produk baru bagi pelanggan dari kelas baru, dan produknya memerlukan teknologi dan strategi pemasaran yang sama sekali berbeda dengan produk yang ada. Misalnya,perusahaan yang semula berkecimpung dalam bidang perkayuan, menambah produk baru seperti minyak sawit dan kertas.