Jika Anda termasuk golongan orang yang sering menonton acara infotainment di saluran televisi swasta, Anda pasti tentu sudah tak asing lagi dengan istilah “peres”. Istilah ini sering diucapkan para selebriti Tanah Air, seperti Jessica Iskandar, Raffi Ahmad, hingga almarhum Olga Syahputra ketika masih hidup. Namun tahukah Anda, apa arti “peres” sebenarnya?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peres didefinisikan sebagai penuh sekali hingga rata dengan tepi (bibir) atau kancap. Namun dalam perkembangannya, kata ini sering diungkapkan oleh para selebriti (seperti telah diungkap sebelumnya) dan anak-anak gaul zaman sekarang.
Dalam lingkungan pergaulan zaman sekarang, kata “peres” adalah plesetan dari kata “pura-pura”. Jadi, peres bisa diartikan sebagai perbuatan berpura-pura, bohong, atau tidak tulus. Sikap ini biasanya ditunjukkan lewat perkataan oral, atau tidak menutup kemungkinan dilakukan dalam bentuk perbuatan.
Contoh penggunaan kata peres dalam kalimat gaul adalah “Senyumnya peres bener sih, malesin”. Ini bisa diartikan bahwa senyum seseorang dinilai tidak tulus atau hanya sekadar basa-basi menurut lawan bicaranya.
Contoh lain penggunaan kata peres dalam kalimat gaul adalah “Sikap manis nyokap tiri loe itu peres doang. Aslinya doi hanya mau morotin harta bokap loe aja”. Jika diganti dengan bahasa Indonesia baku, kalimat tersebut menjadi “Sikap manis ibu tirimu hanya peres (bohong, pura-pura) saja. Aslinya, dia hanya mau harta ayahmu saja”.
Sementara, percakapan yang menggunakan istilah peres bisa dilihat dari contoh berikut ini.
A : “Loe tau nggak, kemarin aja JB follback gue.”
B : “Ah, peres loe!!!”
Dari percakapan tersebut, kita bisa melihat bahwa seseorang mencoba untuk pamer dengan mengatakan bahwa artis idolanya, Justin Bieber, telah melakukan follow back akun media sosial miliknya. Namun sayangnya, sang teman yang diajak bicara tidak memercayai perkataannya tersebut dan mengatakan bahwa temannya itu telah berbohong.
Selain istilah “peres”, ada beberapa istilah lain dalam pergaulan anak zaman sekarang yang juga sering digunakan. Misalnya, “kepo” yang diartikan serba ingin tahu, “woles” yang artinya santai (plesetan dari kata “slow” dalam istilah Inggris), “rempong” yang artinya seseorang yang selalu mengeluh tentang masalah hidupnya (dan cenderung membesar-besarkan), dan lain-lain.