Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang disarankan untuk bersikap rendah hati. Sikap rendah hati tak melulu terhadap orang yang lebih tua, tetapi juga kepada mereka yang sederajat, bahkan orang yang berusia lebih muda.
Dalam ajaran Islam, sikap rendah hati tersebut lebih dikenal dengan istilah tawadhu. Tawadhu merupakan sikap rendah hati dan tidak sombong, dengan ketundukan kepada kebenaran dan menerimanya dari siapa pun datangnya, baik dalam keadaan suka maupun tidak suka. Mengenai sikap tawadhu ini, Allah SWT telah berfirman dalam QS Al Furqan ayat 63, yang kira-kira berbunyi:
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.”
Pokok sikap tawadhu adalah merendahkan diri di hadapan orang yang lebih miskin, sehingga orang yang bersangkutan tahu bahwa dunianya tidak lebih baik. Orang yang bersikap tawadhu senantiasa ingat bahwa semua yang ada pada dirinya bukanlah miliknya, melainkan kepunyaan Yang Maha Pencipta.
Orang yang tawadhu bisa diketahui dari cara berbicara mereka yang senantiasa lembut dan merendah sekaligus memiliki rasa percaya diri yang kuat. Orang tersebut juga selalu berusaha berbuat yang terbaik tanpa ingin kebaikannya tersebut diketahui orang lain. Dia lebih suka menyampaikan kebaikan orang lain, meski kebaikannya sendiri lebih banyak.
Di samping itu, orang yang tawadhu juga tidak tersinggung atau marah ketika orang lain menyampaikan keburukannya terhadapnya. Kalimat Istighfar selalu menghiasi bibirnya jika ada kritikan yang ditujukan kepadanya. Kalimat tersebut bukan hanya sebagai pemanis bibir, melainkan muncul dari dalam hati yang merasa lalai.
Namun, sikap tawadhu atau rendah hati berbeda dengan rendah diri. Rasa rendah diri berasal dari ketidakmampuan seseorang dalam memandang dirinya dan orang lain dengan benar. Ketidakmampuan tersebut menyebabkan orang yang rendah diri menilai dirinya sendiri tidak baik, tidak mampu, tidak tampan, atau tidak cantik. Di saat yang sama, ia menilai orang lain sangat baik, sangat pandai, lebih tampan atau cantik, dan lebih pantas untuk sesuatu hal.
Tawadhu merupakan sikap mulia dan pada dasarnya tiap orang memiliki sikap ini jika dia menginginkan. Namun, sikap rendah hati terkadang memperoleh tantangan sehingga tenggelam oleh sikap jelek lainnya, semisal sombong dan iri hati.