Arti Signifikan dan Contohnya

harga kebutuhan pokok melonjak cukup signifikan - www.beritaenam.com

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah “signifikan”. Istilah ini sering diperdengarkan atau ditampilkan dalam berita (baik media cetak, televisi, radio, maupun online) atau di dalam penelitian-penelitian jurnal ilmiah. Namun tahukah Anda, apa arti sebenarnya dari “signifikan”?

harga kebutuhan pokok melonjak cukup signifikan - www.beritaenam.com
harga kebutuhan pokok melonjak cukup signifikan – www.beritaenam.com

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, signifikan dapat didefinisikan sebagai penting atau berarti. Maksudnya, untuk menyatakan suatu pernyataan itu berarti ada kalimat yang signifikan, yang biasanya untuk menyatakan pengaruh dari suatu permasalahan tertentu. Misalnya, harga barang kebutuhan pokok menjelang Lebaran melonjak cukup signifikan.

Sebenarnya, kata signifikan ini merupakan kata serapan yang langsung diambil dari bahasa Inggris, yaitu significant, yang memiliki arti penting (dalam sebuah persoalan). Sementara di bidang kajian ilmu statistik, signifikan dapat diartikan sebagai sesuatu yang benar. Ini berkaitan dengan sebuah hasil riset yang berupa penemuan yang benar, meski itu tidak terlalu penting.

Baca juga:  Definisi dan Aplikasi Relevansi

Signifikan juga bisa berarti nyata atau benar-benar berbeda. Berkenaan dengan pengertian ini, dapat dilihat pada contoh: Karena rajin, penghasilan Amir dinaikkan dari Rp1.000.000 per bulan menjadi Rp1.000.100. Meski penghasilan Amir memang bertambah, namun jelas tidak ada “artinya” karena hanya bertambah Rp100. Namun, jika penghasilan Amir naik menjadi Rp1.500.000 (atau bertambah Rp500.000), maka hal itu bisa dikatakan signifikan atau benar-benar berbeda.

Umumnya, orang menggunakan tingkat signifikansi dalam bentuk persen, misalnya sebesar 5% atau 0,05 atau lebih kecil dari nilai tersebut untuk melakukan penolakan hipotesis nol (H0). Nilai ini mempunyai maksud bahwa adanya perbedaan atau hubungan antar-variabel kelihatannya akan terjadi secara kebetulan 5 kali dari 100. Besaran probabilitas 0,05 ini secara historis merupakan pilihan secara arbitrer dan sudah diterima secara meluas dalam dunia riset.

Baca juga:  Definisi dan Contoh Penggunaan Kata “Sporadis”

Dalam praktik riset, umumnya orang menggunakan kisaran nilai signifikansi atau probabilitas atau alpha sebesar 1% (0,01) yang terkecil, 5% (0,05) atau 10% (0,1) yang terbesar. Namun, hal ini tidak berarti kita tidak boleh menggunakan nilai-nilai di luar nilai kesepakatan tersebut.

Pertimbangan yang dipergunakan untuk menentukan tingkat signifikansi ini tergantung dari besaran nilai tingkat keyakinan (confidence level) yang dipilih peneliti. Jika yang bersangkutan menginginkan tingkat keyakinan sebesar 99%, maka signifikansi akan sebesar 1%. Jika yang bersangkutan menginginkan tingkat keyakinan sebesar 95%, maka signifikansi akan sebesar 5%.

Pertimbangan lain ialah berkaitan dengan ukuran sampel. Semakin kecil tingkat signifikansi, maka peneliti akan membutuhkan data yang semakin besar. Sebaliknya, semakin besar tingkat signifikansi, maka peneliti akan membutuhkan data yang semakin kecil.

Baca juga:  ‘Seksama’ dan ‘Saksama’, Mana yang Tepat?