Di kalangan pekerja, baik itu di kantor, pabrik, maupun lapangan, produktivitas menjadi kata kunci yang harus dimiliki. Jika produktivitas sedang tinggi, maka hasil kerja yang didapatkan akan maksimal. Namun sebaliknya, jika produktivitas sedang turun, maka hasil kerja pun menjadi tidak memuaskan. Tetapi tahukah Anda, apa arti produktivitas yang sebenarnya?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, produktivitas bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu. Produktivitas juga sering disebut sebagai daya produksi atau keproduktifan. Dengan kata lain, produktivitas merupakan ukuran yang menyatakan bagaimana sumber daya diatur untuk mencapai hasil yang optimal.
Produktivitas dapat digunakan sebagai tolok-ukur keberhasilan suatu industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa. Jika produktivitas makin tinggi, berarti semakin tinggi produk yang dihasilkan.
Ukuran-ukuran produktivitas bisa bervariasi, tergantung pada aspek-aspek output atau input yang digunakan sebagai agregat dasar. Misalnya, indeks produktivitas buruh, produktivitas biaya langsung, produktivitas biaya total, produktivitas energi, produktivitas bahan mentah, dan lain-lain.
Untuk mencapai produktivitas yang tinggi dalam suatu proses produksi, selain bahan baku dan tenaga kerja, juga harus didukung dengan pendidikan, keterampilan, sikap dan etika kerja, tingkat penghasilan, jaminan sosial, tingkat sosial dan iklim kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, hubungan individu, teknologi, dan produksi.
Produktivitas kerja juga perlu diukur sebagai sarana untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produksi. Manfaat lain pengukuran produktivitas kerja adalah menentukan target dan kegunaan, atau sebagai standar dalam pembayaran upah karyawan.
Ada dua macam alat pengukuran produktivitas, yaitu physical productivity dan value productivity. Physical productivity merupakan produktivitas secara kuantitatif, seperti ukuran (size), panjang, berat, banyaknya unit, waktu, dan biaya tenaga kerja. Sementara, value productivity adalah ukuran produktivitas dengan menggabungkan nilai uang yang dinyatakan dalam rupiah, yen, dolar, dan lainnya.
Jika suatu unit kerja banyak menghasilkan produk cacat, dapat dikatakan bahwa unit kerja tersebut tidak produktif. Beberapa alasan yang menyebabkan unit kerja atau individu tidak produktif di antaranya tidak ada evaluasi produktivitas, keterlambatan pengambilan keputusan oleh manajemen, motivasi rendah dalam pekerjaan, serta perusahaan tidak mampu berkompetisi dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan informasi.