Bandara Syamsudin Noor merupakan bandar udara yang melayani penerbangan di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia. Letaknya berada di Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan atau sekitar 25 km dari pusat Kota Banjarmasin. Kota ini merupakan kota terbesar di Kalimantan, letaknya kurang lebih sekitar 10 kilometer dari Banjarbaru. Memiliki luas area kurang lebih 257 ha.
Berikut sejarah lengkapnya:
Pra Kemerdekaan
Pada tahun 1944 bandara ini dibangun Pemerintah di masa Pendudukan Jepang sebagai pengganti landasan yang rusak akibat pemboman tentara sekutu. Setelah pengakuan kedaulatan RIS, bandara ini dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umun dan namanya di ganti Lapangan Terbang Ulin.
Tahun 1975
Bandar Udara Syamsudin Noor telah resmi ditetapkan sebagai lapangan terbang sipil, dengan hak pengelolaan diserahkan kepada Departemen Perhubungan melalui SKB Tiga Menteri (Menhankam, Menhub, Menkeu) No.KEP/30/IX/1975; KM/398/5/Phb-75; KEP.927.a/MK/IV8/ 1975.
Tahun 1992
Penyerahan operasional Bandara Syamsudin Noor kepada Perum Angkasa Pura I (PP No.48 tahun 1992).
Tahun 1993
Pada 2 Januari 1993 Bandara Syamsudin Noor telah berubah status dari Perusahaan umum menjadi PT (Persero) sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1993.
Tahun 1992
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah PP. No. 5 tahun 1992 tanggal 4 Pebruari 1992, perubahan status dari Perusahaan Umum Angkasa Pura I menjadi PT. (Persero) Angkasa Pura I.
Tahun 2003
Embarkasi Haji Bandar Udara Syamsudin Noor dimulai sejak tahun 2003
Tahun 2014
Bandar Udara Syamsudin Noor terus melakukan perbaikan di setiap sektor guna meningkatkan fasilitas dan kenyamanan pengguna jasa Bandara. Selain itu PT Angkasa Pura I (Persero) melakukan langkah perubahan besar dan strategis dengan rencana mengembangkan terminal baru yang menggabungkan kearifan lokal dengan modernitas dengan daya tampung yang dikembangkan menjadi 125.000 m2.
Salah satu landasan terminal mampu menangani 4 buah pesawat berukuran sedang yaitu Boeing 737-400 dan satu di terminal yang baru bisa menampung 4 buah Boeing 767-300ER. Ketika ekspansi telah dilaksanakan mulai tahun 2004, bandara mendapatkan masalah dan harus berurusan dengan tuduhan mark up. Pembangunan dengan aspal yang lebih besar dihentikan sementara sampai Angkasa Pura bisa membayar sejumlah utang bandara kepada pemerintah.
Menurut sejarah Boeing 767-300ER merupakan pesawat berbadan ukuran lebar pertama yang mendarat di bandara ini sejak tahun 2004. Pada awal 2013, bandara melayani 5,5 juta penumpang, sedangkan kapasitas penumpang hanya untuk 4,0 juta orang. Otoritas telah mengalokasikan dana sebesar Rp.2.1 triliun ($2,2 miliar) untuk mengembangkan bandara dan pembangunannya diprediksi akan selesai pada akhir tahun 2014
Penerbangan ke Jakarta dilayani oleh bandara ini: Lion Air dan Batavia Air, Garuda, Sriwijaya Air. Untuk penerbangan Surabaya melayani oleh: Lion air dan Sriwijaya, afiliasi Wings Air, Citilink, Mandala Air dan Batavia Air. Pesawat KalStar terbang ke Pangkalan Bun, Ketapang, dan Pontianak. Pesawat Batavia terbang ke Balikpapan seperti Pesawat Trigana Air. Pesawat Mandala terbang ke Yogyakarta. Pesawat Susi Air terbang setiap hari untuk area tujuan Muara Teweh, dan Palangkaraya.