Ketika membeli minuman kaleng enam pack, entah itu minuman bersoda, bir, atau jenis minuman lainnya, kita tentunya akan langsung membuang kemasan minuman kaleng tersebut (yang biasanya terbuat dari plastik). Padahal, kemasan ini tidak mudah terurai dan bisa berdampak buruk bagi lingkungan sekitar.
Hal ini yang disadari oleh Chris Gove, pemilik Saltwater Brewing. Gove adalah seorang pencinta segala hal yang berhubungan dengan akuatik, termasuk kehidupan laut. Namun, jika ia menjual kemasan kaleng tersebut, berarti ia juga akan menghasilkan banyak sampah plastik, yang ironisnya selalu menemukan jalan ke laut.
Untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan, terutama biota laut, Gove pun merancang desain kemasan kaleng bir enam pack produksinya dari bahan gandum sisa hasil proses pembuatan bir. Gandum dinilai aman karena bahan ini bisa dimakan oleh biota laut.
“Permata Florida adalah lautan,” kata Gove. “Dan, jika kita sedang berselancar atau memancing lalu melihat kantong plastik, itu pasti sangat mengerikan.”
Saat ini, perusahaan milik Gove memang masih menyempurnakan desain kemasan kaleng bir tersebut. Bulan April 2016 lalu, perusahaan ini juga telah menguji sekitar 500 prototipe kemasan kaleng ini.
Gove berharap, jika proyeknya tersebut berhasil, pabrik lain akan mengikuti langkah Saltwater ini. “Kami benar-benar ingin menginspirasi seluruh industri dan semua produsen minuman, semua gaya kemasan juga,” kata Gove.
Pada tahun 2014, sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Science menemukan bahwa 99 persen dari limbah plastik, salah satunya merupakan sisa kemasan bir enam pack, yang kemudian dimakan oleh hewan laut. “Kura-kura dan ikan tertentu makan ubur-ubur dan banyak potongan plastik atau kantong plastik di laut terlihat seperti ubur-ubur,” terang ahli ekologi kelautan di University of Miami, Neil Hammerschlag.
Menurut Hammerschlag, mengonsumsi plastik dapat menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian bagi hewan. Parahnya lagi, plastik yang dibuang ini seringkali terbuat dari bahan kimia beracun seperti merkuri yang bisa menyebabkan masalah kesehatan bagi makhluk laut, dan pada akhirnya kepada manusia.
“Yang terbaik adalah ketika Anda melemparkan sampah ke dalam tong sampah,” kata Hammerschlag. “Tapi tidak semua orang melakukan hal itu. Jadi, saya pikir ini bisa menjadi hal yang besar.”