
Saat pergantian tahun 2016 lalu ternyata terjadi pertambahan satu detik saat pukul 00.00. Leap second alias detik kabisat ini dirancang untuk menebus lambatnya perputaran bumi terhadap jam atom cesium.

Detik kabisat cukup umum digunakan untuk ketepatan waktu internasional, terjadi rata-rata setiap 18 bulan, dan secara historis menyebabkan masalah bagi perusahaan web yang menggunakan kode yang tak dapat menangani anomali waktu, seperti bencana Y2K tahun 2000 silam.
Penyedia jaringan pengiriman konten CloudFlare menemukan beberapa server yang turun pada tengah malam UTC tepat saat Tahun Baru berkat kesalahan di beberapa kode. Sebagian besar server ditambal dalam waktu 90 menit, namun masalah di seluruh dunia ini berlangsung selama hampir 7 jam.
Beberapa pelanggan turut panik saat terjadi masalah tersebut. Pasalnya, inti dari penyebab bug yang mempengaruhi layanan DNS CloudFlare tersebut adalah karena keyakinan bahwa waktu tak bisa diputar kembali. Alhasil, beberapa mesin di pusat data 102 CloudFlare terpengaruh dan menolak beberapa pelanggan yang menggunakan CNAME DNS CloudFlare untuk memvalidasi permintaan DNS domain mereka.
Menurut CTO John Graham-Cumming, tidak ada jawaban mudah untuk keberadaan detik kabisat. Detik kabisat ini dibutuhkan untuk menyelaraskan gagasan kita tentang ‘hari’ dengan rotasi yang sebenarnya dari bumi. Namun mereka adalah gangguan jika dilihat dari perspektif komputasi. Dalam kasus CloudFlare, pihaknya percaya bahwa detik kabisat adalah solusi yang masuk akal untuk menggabungkan detik kabisat secara bertahap.
Tanpa adanya detik kabisat yang diatur oleh International Earth Rotation dan Reference Systems Service dan disuntikkan ke Universal Coordinated Time (UTC), maka waktu yang ada pada jam kita tidak akan selaras dengan gerakan bumi.
Selama ratusan tahun, jika detik kabisat tidak ditambahkan, maka siang akan berakhir di tengah malam. Sementara itu, sistem seperti satelit GPS dan GLONASS buatan Rusia mengandalkan akurasi untuk keperluan navigasi. Sejak tahun 1972, detik kabisat kini telah ditambahkan sebanyak 27 kali.
Namun tak semua negara setuju dengan detik kabisat. Tahun 2015, International Telecommunication Union (ITU) mengumumkan apakah detik kabisat harus dihapuskan atau tidak hingga tahun 2023. Kepala Ilmuwan untuk layanan waktu di US Naval Observatory mengungkapkan bahwa detik kabisat harus dihapuskan.
Jepang, Perancis, dan Italia juga bergabung dengan AS untuk menyerukan dihapuskannya detik kabisat. Sementara Inggris dan Rusia menjadi pihak yang tetap mendukung keberadaan detik kabisat.