Ada banyak sekali macam-macam cat pada sebuah bangunan, selain cat tembok yang sudah populer ada juga cat khusus kayu dan besi dengan fungsi tidak hanya memberikan warna lebih indah namun juga bisa memperpanjang usia dari besi atau kayu tersebut. Sedangkan beberapa merek cat yang ada di Indonesia di antaranya Nippon paint, Duco, Catylac, Dulux, Avian, Avitex, Emco dan masih banyak lagi merek-merek ternama lainnya dengan berbagai ukuran mulai per kaleng kecil hingga besar.
Sebagai salah satu merek cat yang sudah lama dikenal masyarakat, Avian tersedia dalam berbagai varian produk dan harga. Cat Avian dijual dengan kisaran harga Rp 15.000-450.000. Beragamnya harga disebabkan oleh ukuran cat yang berbeda, mulai dari 200cc sampai 25 kg. Dengan memanfaatkan momen Ramadan seperti saat ini, beberapa toko mengadakan promo khusus dengan memberikan potongan untuk harga cat Avian dan Lenkote.
“Untuk Avian dan Lenkote, setiap pembelanjaan senilai Rp 250 ribu, konsumen akan mendapatkan voucher pulsa multi operator senilai Rp 10 ribu,” ujar Sales Avian dan Lenkote di Studio Bangunan, Lara Oktora. Ia menjelaskan, nilai bonus tersebut sama dengan diskon empat persen dari harga beberapa tipe cat Avian dan Lenkote yang dijual di supermarket bahan bangunan. “Menariknya, bonus ini berlaku kelipatan. Jadi semakin besar pembelanjaan konsumen, semakin besar juga hadiah voucher yang didapatkan,” pungkasnya.
Produsen cat PT Avia Avian berniat mencatatkan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Avian mengincar dana IPO hingga US$ 250 juta atau lebih dari Rp 3 triliun. Avian ingin IPO pada akhir 2017. Produsen cat ini akan menggunakan dana hasil IPO untuk sejumlah ekspansi. Hal tersebut dilakukan demi mempertahankan penetrasi pasar cat di dalam negeri.
Selama ini, Avian bersaing ketat dengan dua produsen cat, yakni Akzo Nobel NV’s yang mengusung merek Dulux dan Nippon Paint Holdings Co dengan merek Vinilex. Avian belum melakukan finalisasi akhir untuk melangsungkan aksi IPO tersebut. Masih ada kemungkinan rencana itu ditunda atau justru batal. Manajemen Avian belum bersedia memberikan konfirmasinya terkait hal ini.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada menilai prospektif atau tidaknya industri cat secara umum berhubungan positif dengan permintaan properti. Sebaliknya, ketika industri properti sedang lesu, maka permintaan cat pun turun. “Pertimbangan lain yang perlu diperhatikan adalah, soal persaingan,” ungkap Reza.
Pemain cat di dalam negeri cukup sesak. Mulai dari harga cat yang murah hingga premium semuanya sudah tersedia. Belum lagi pertimbangan para pengembang nanti ingin menggunakan cat dari produsen mana. Tentunya pengembang akan memilih yang paling efisien.
Namun, setidaknya Avian masih menjadi salah satu pemain terbesar. Dari sisi pangsa pasar, Avian masih menjadi produsen cat domestik terbesar kedua setelah PT Propan Raya Industrial Coating Chemicals. Nilai pasar industri cat dalam negeri cukup besar, yakni mencapai US$ 2 miliar pada 2015.