Beberapa waktu lalu, dunia dikabarkan dengan berita kudeta di Turki. Sekelompok militer diwartakan ingin menggulingkan pemerintahan Presiden Turki saat ini, Recep Tayyip Edogan. Untungnya, aksi kudeta tersebut bisa digagalkan.
Sebenarnya, kudeta tak hanya melanda Turki. Beberapa negara lain juga pernah mengalami peristiwa serupa, seperti di Qatar pada tahun 1995, di Republik Kongo pada tahun 1997, di Fiji pada tahun 2006, di Mali pada tahun 2012, dan di Republik Afrika Tengah pada tahun 2013. Bahkan di Indonesia, pernah terjadi peristiwa serupa pada tahun 1965 silam.
Meski sudah sering terjadi, mungkin beberapa di antara kita ada yang masih bingung apa sebenarnya arti kudeta. Kudeta sendiri merupakan adaptasi dari bahasa Prancis, yaitu coup, yang berarti merobohkan legitimasi atau pukulan terhadap negara. Kudeta adalah sebuah tindakan pembalikan kekuasaan terhadap seseorang yang berwenang dengan cara ilegal dan seringkali bersifat brutal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kudeta bisa diartikan sebagai perebutan kekuasaan (pemerintahan) dengan paksa. Karena bersifat “paksa”, maka kudeta seringkali bertindak inkonstitusional dengan menyerang (baik secara strategis, taktis, maupun politis) legitimasi pemerintahan dan kemudian bermaksud untuk menerima penyerahan kekuasaan dari pemerintahan yang digulingkan.
Kudeta bisa dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
- Kudeta sempalan, dilakukan oleh kelompok bersenjata yang dapat terdiri dari militer atau tentara yang tidak puas dengan kebijakan pemerintahan tradisional saat itu. Kemudian, mereka melakukan gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintah tradisional, lalu menciptakan elit birokrasi baru.
- Kudeta wali, dilakukan oleh sekelompok pengudeta yang akan mengumumkan diri sebagai perwalian dalam rangka meningkatkan ketertiban umum, efisiensi, dan mengakhiri korupsi, para pemimpin kudeta akan menggambarkan tindakan mereka hanyalah tindakan sementara dan akan menyesuaikan dengan kebutuhan. Pada umumnya, kudeta wali sering dilakukan dengan cara mengubah bentuk pemerintahan sipil menjadi bentuk pemerintahan militer.
- Kudeta veto, dilakukan melalui partisipasi dan mobilisasi sosial dari sekelompok massa rakyat dalam melakukan penekanan berskala besar yang berbasis luas pada oposisi sipil.
Untuk melakukan kudeta, ada beberapa teknik yang biasa dilakukan. Pertama, kerahasiaan agenda, contohnya terjadi dalam Kapp Putsch di Berlin pada tahun 1920 dan di Aljazair pada tahun 1942. Kemudian, teknik dasar kudeta yang merupakan operasi untuk menduduki organ sentral negara. Terakhir, pengambilalihan kekuasaan, yang selain menduduki organ sentral negara, juga disertai pemberhentian para pejabat pemerintahan.
